Senin, 12 November 2012


Calistung Bukan Kurikulum Pas Siswa PAUD


Pendidikan anak usia dini (PAUD) seharusnya tidak memberikan kurikulim pendidikan baca, tulis dan hitung (calistung) pada Anak-anak berusia bawah lima tahun (balita). Calistung bukan waktu yang tepat diberikan pada anak balita, anak bisa stres dan menolak sekolah.
“Kurikulum yang ada dibuat PAUD itu seharusnya didesain lebih pada sosialisasi pendidikan kepada anak, seperti berkenalan kepada temannya, bagaimana berinteraksi dan sosialisasi, bukan calistung. Berhitung itu seharusnya dimulai dari kelas I SD,” kata Arist Merdeka Sirait, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Selasa (20/3) dalam acara “Mengenali Gejala Stres pada Anak”.
Pendidikan Calistung terlalu dini membuat anak stres hingga orang tua dan guru ikut stres menjalani program pendidikan anak yang sebenarnya melebihi standar.
“Anak kita yang PAUD tidak bisa baca tulis, orangtuanya stres karena tidak bisa memasukkannya ke SD. Begitu seterusnya karena tidak sesuai grade. Ini dikarenakan sistem kurikulumnya memaksa anak harus bisa baca tulis,” ungkapnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal, Dan Informal, Lydia Freyani Hawadi mengungkapkan hal yang sama akhir pekan lalu di Gedung Kemdikbud, Jakarta.
“Jika masuk sekolah dasar itu diuji dengan membaca, menulis, dan berhitung, itu salah kaprah! Sehingga dalam hal ini, tolong dari pihak SD jangan seleksi masuk dalam hal itu.” kata Lydia Freyani Hawadi.
Ia menghimbau agar penyelenggara pendidikan mematuhi aturan yang sudah ditetapkan. PAUD adalah prapendidikan dasar yang seharusnya memiliki peran dasar dalam jenjang pendidikan, bukan melangkahi.
Menurut psikolog Ratih Ibrahim, PAUD bukan satu-satunya cara yang harus ditempuh oleh anak. Keluargamemiliki tanggung jawab untuk sadar bahwa pendidikan bisa diciptakan oleh orang tua.
“Sebetulnya, paling penting, itu disediakan oleh orangtua karena mereka kenal dengan baik psikologis perkembangan anaknya,” ujar Ratih yang juga Direktur Personal Growth, dalam acara yang sama dihadiri oleh ketua Komnas PA.
Orang tua dapat menemukan sendiri potensi anak yang sebenarnya tidak bisa diukur melalui nilai dalam program pendidikan formal. (dikutip dari http://www.psikologizone.com/calistung-bukan-kurikulum-pas-siswa-paud/065115843)
Berkunjung Ke dapur Mc Donald














Wisata Ke Taman Matahari Bogor